Menjelang Tengah Malam

Menjelang tengah malam ini aku baru beranjak dari tempat tidur bapak dan ibu. Sebelumnya kami berbaring berdesakan di kasur bercerita tentang sejarah dan silsilah keluarga. Aku lupa kapan terakhir berada di posisi semacam itu, yang jelas sudah lama sekali mengingat dulunya kasur itu terasa lapang di tempati tiga orang sekarang kebalikannya.

Lega

CURHAT

Beberapa waktu lalu ustadz kami hafizhahullah di mata kuliah hadits menyampaikan bahwa salah satu guru dari Imam Muslim di Naisabur pernah pula dilanda hasad kepada Imam Bukhari hingga menyebarkan berita yang tidak benar mengenainya.
Sepulang kuliah, aku yang belum terbiasa mendengar jarh (celaan kepada perawi hadits) merasa ada yang bolong di hati,

Tahadduts Binni’mah

Setiap dari kita pasti dianugerahi limpahan nikmat oleh Allah.

Menyebutkan nikmat Allah (tahadduts bin ni’mah) yang didapatkan oleh seorang hamba adalah perkara yang diperintahkan oleh Allah ‘Azza wa Jalla. Allah berfirman,
وَأَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ
“Dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah kamu sebutkan”.

Krisis Identitas?

Bunga mawar itu ikonik, berkarakter kuat. Mau dilihat dari sisi mana saja mudah dikenali. Bahkan ketika diberi secuil kelopaknya saja, kita bisa dengan mudah mengenalinya, bukan?

Merasa perlu menyisipkan nilai di setiap hal yang kubagikan, aku jadi berpikir ketika hendak mengunggah gambar ini. Karakter kuat bunga mawar mengingatkanku kepada

Kokoh

Beberapa waktu lalu, aku bermain tebak-tebakkan. Lalu ditanya, “Ada tiga penjahit berjejer di satu jalan sebuah kota. Penjahit pertama meletakkan papan besar di depan rumah jahitnya bertuliskan ‘Penjahit terbaik di negara ini’.
Tak mau kalah, penjahit kedua melakukan hal serupa lalu menulis ‘Penjahit terbaik di dunia ini’. Melihat apa yang dilakukan pesaingnya, penjahit ketiga melakukan hal yang sama. Apa yang ditulis penjahit ketiga sehingga bisa mengungguli pesaingnya?”