Wahai Afifah…

Wahai Afifah, engkau para wanita suci…

Tahukah bahwa Ibunda Aisyah radhiyallahu ‘anha tidak melahirkan dan tidak memiliki keturunan, namun tidak ada jejak dalam kitab-kitab Sunnah Nabi bahwa beliau berucap: “Ya Rasulullah, berdoalah kepada Allah agar aku mendapat keturunan.”

Dan tahukah engkau bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam meninggal saat Ibunda kita tengah berusia 18 tahun. Beliau sangat mencintai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan kita juga tahu bagaimana kisah kecemburuannya. Namun beliau radhiyallahu ‘anha bisa hidup setelahnya hingga 47 tahun lamanya. Beliau pun tak meratapi meninggalnya sang suami.

Lalu apa yang dilakukan oleh sang wanita mulia?
Beliau menyibukkan diri dengan ilmu serta ibadah. Beliau pun menjadi seorang guru, pendidik, dan mufti dari kalangan kibarus shahabah.

Dari sana kita belajar, bahwa hidup tidak bergantung pada kepemilikan anak, pada pernikahan, atau pada rumah yang dimiliki. Juga pada kesibukan perkara poligami. Pun pada uang, serta pada kematian orang tua atau kehilangan anak. Allah tidak mengambil apapun melainkan menggantinya dengan sesuatu yang lebih baik. Dunia memanglah tempat kita diuji dengan berbagai derita.

Lanjutkan membaca “Wahai Afifah…”

Muhasabah Menuju Ramadan

Kajian menjelang Ramadan yang kusimak tadi pagi mengingatkanku pada perkataan Ibnul Jauzi rahimahullah. Sayangnya saya lupa pernah membacanya di mana. Beliau rahimahullah menyampaikan, “Hal yang terasa oleh indera akan jauh lebih kuat magnetnya bagi orang yang belum kukuh ilmu serta keyakinannya.”
Hal ini terlintas ketika Ustadz Syafiq hafizhahullahu memberi perumpamaan menarik mengenai keutamaan bulan Ramadan.

Lanjutkan membaca “Muhasabah Menuju Ramadan”

Tips Memahami Buku

Beberapa hari lalu (telat ngepost jadi beberapa bulan lalu) saya membuka polling di akun Instagram saya tentang kesulitan memahami buku. Yang ternyata hasilnya lumayan banyak yang mengalami kesulitan.

Okay, kuputuskan untuk sharing bagaimana caraku lebih memahami isi buku. Disimak ya…

  1. Pas beli buku pasti tertarik karena beberapa sebab, kan? Coba deh sebelum membacanya, bikin ekspektasi dulu dari judul kira-kira buku tersebut akan membahas apa. Saat berekspektasi ini, mau tidak mau kita akan me-recall pengetahuan kita soal topik yang ada di buku. Ini menurutku baik, karena kita dalam keadaan “sadar” ketika membacanya. Sadar akan apa yg mau diperoleh saat membaca atau konsekuensi setelah membacanya.

Supaya ekspektasi kita lebih mendekati harapan penulis, teman-teman harus membaca daftar isi dan kata pengantar terlebih dahulu.

Ingat, pendahuluan dan kata pengantar itu penting. Kita bakal tahu tujuan penulis menulis buku dari sana. Tahu tujuan membuat kita lebih memahami apa misi yang penulis bawa dan apa yg ingin beliau sampaikan kepada pembaca.

Lanjutkan membaca “Tips Memahami Buku”

You Are Worthy

Ribuan orang sekitar kudengar mengatakan bahwa karakter lebih penting dari sekadar gelar maupun nilai. Lalu berazam akan legawa pada kemampuan akademis diri, pasangan, atau anak-anak kelak. Namun di saat yang sama, manusia-manusia ini kerap merasa paling pilu hidupnya karena gagal pada perkara-perkara serupa. Saya di antaranya tentu saja. Hingga belakangan ini merasa tercerahkan.

Beberapa waktu lalu ketika berkunjung ke rumah mertua, beliau tersenyum sembari menceritakan bahwa saya mendapatkan hadiah sebaskom jamur barat kesukaan saya dari tetangga beliau. “Bik fulanah yang suka nyari jamur ke sini tadi, Nduk. Ngasih jamur buatmu. Katanya kamu ramah. Oalaah, padahal beliau ini agak susah loh jamurnya dibeli apalagi diminta. Ini tumben banget. Sayang jare ndek smean.” Ucap beliau.

Lanjutkan membaca “You Are Worthy”

Perjalanan Pribadi

Paul Theroux — “Perjalanan itu bersifat pribadi. Kalaupun aku berjalan bersamamu, perjalananmu bukanlah perjalananku.”

Saat emosi naik, kalimat itu tiba-tiba berkelebat di kepala. Menyadarkan bahwa betapa pun lekatnya hati dengan pasangan dalam pernikahan, kita masihlah pribadi yang punya beban mandiri untuk menjalankan syariat Allah. Jadi meski pasangan melakukan hal yang tidak sesuai harapan misalnya, kita masihlah istri yang berstatus sebagai seorang hamba. Punya tanggung jawab serta kewajiban menjalankan perintah-Nya. Salah satunya adalah taat serta memenuhi hak suami. Ini idealnya.

Lanjutkan membaca “Perjalanan Pribadi”