Buku Dear World

Hampir pertengahan bulan aku belum membaca buku apapun di luar materi kuliah. Butuh rekreasi bacaan, tapi belum tahu ingin baca buku seperti apa. Alhamdulillah lusa kemarin bertemu seorang adik berumur 10 tahun. Dari obrolan dengan mamanya, aku tahu dia suka sekali membaca. Ketika kutanya apa buku favoritnya, dia menyodorkan buku ini. Wow menarik sekali. Melihat antusiasmeku pada buku ini, akhirnya dia memutuskan untuk meminjamkannya kepadaku. ๐Ÿ˜

Buku Berjudul Dear World karya Bana Alabed, seorang anak dari Aleppo, Suriah kelahiran tahun 2009 ini kuselesaikan hanya dengan sekali duduk. Karena memang bukunya tidak terlalu tebal, hanya 187 halaman saja. Selain itu sudut pandang dalam penyajian kisahnya juga memang dikemas dengan begitu apik. Sederhana, menyentuh hati, dan pesan di dalamnya mengalir mudah ke seluruh urat nadi, masyaAllah.

Lanjutkan membaca “Buku Dear World”

Kita Muslim, Kita Kuat!

Kebahagiaan yang sanggup diraba dan digapai oleh inderawi telah menjadi primadona bagi sebagian besar manusia. Hingga lupa bahwa letak kebahagiaan sejati jauh tak teraba dalam jiwa dan ruhnya.
Lupa juga bahwa menggapainya tak melazimkan tubuh senantiasa merasakan nikmat dan nyaman.
Mungkin juga lupa bahwa kebahagiaan sejati butuh mengorbankan segala hal yang memanjakan ego serta amarahnya.

Kita sibuk membicarakan penampilan, harta, gelar, anak, pasangan, hingga benar-benar lupa mereka semua itu hanya mendatangkan kebahagiaan yang dangkal saja. Sebab apa artinya semua itu jika tanggung jawab kita sebagai seorang hamba tak tertunaikan dengan sempurna di hadapan Rabb kita?

Lanjutkan membaca “Kita Muslim, Kita Kuat!”

Penuntut Ilmu Bersama Buku

ู‚ุงู„ ุงู„ุดูŠุฎ ุตุงู„ุญ ุขู„ ุงู„ุดูŠุฎ ุญูุธู‡ ุงู„ู„ู‡:

“ูุงู„ูƒุชุงุจ ู„ุทุงู„ุจ ุงู„ุนู„ู… ุฃุดุจู‡ ู…ุง ูŠูƒูˆู† ุจุฃุญุฏ ุฃุนุถุงุฆู‡ุŒ ููƒุชุจ ุทุงู„ุจ ุงู„ุนู„ู… ุฎู„ุงูŠุงู‡ ุงู„ุชูŠ ูŠุนูŠุด ุจู‡ุงุŒ ู‡ูŠ ุณู…ุนู‡ ูˆุจุตุฑู‡ ุงู„ุฐูŠ ู„ูˆ ูู‚ุฏู‡ุ› ู„ุถุนู ููŠ ุงู„ุนู„ู… ุดูŠุฆุง ูุดูŠุฆุงุŒ ูˆุชุฑู‰ ุงู„ุฐูŠ ูŠุถุนู ููŠ ุงู„ู…ุทุงู„ุนุฉุŒ ูˆูŠุถุนู ููŠ ุงู„ู†ุธุฑ ููŠ ุงู„ุนู„ู…ุŒ ูˆููŠ ุงู„ู‚ุฑุงุกุฉุ› ูŠุถุนู ู‚ู„ูŠู„ุง ู‚ู„ูŠู„ุงุŒ ูˆูŠูู†ูŽุณู‘ูŽู‰ ุงู„ุนู„ู… ุดูŠุฆุง ูุดูŠุฆุงุŒ ุญุชู‰ ูŠูƒูˆู† ุฃูู…ู‘ููŠู‘ุง ุจุนุฏ ู…ุฑ ุณู†ูŠู† ู…ู† ุงู„ุฒู…ุงู†ุŒ ูˆู‡ุฐุง ู„ุฃู† ู…ุทุงู„ุนุฉ ุงู„ุนู„ู… ููŠ ุงู„ูƒุชุจ ู…ู† ุฃู‡ู… ู…ุง ูŠูƒูˆู†ุŒ ูˆู‡ุฐุง ูŠุชุทู„ุจ ุฃู† ูŠูƒูˆู† ู„ุทุงู„ุจ ุงู„ุนู„ู… ุตู„ุฉ ุนุธูŠู…ุฉ ุจุงู„ูƒุชุงุจ”

(ุทุงู„ุจ ุงู„ุนู„ู… ูˆุงู„ูƒุชุจ ุŒ ุต ูกูฉูง)

Syaikh Shalih Alu Syaikh rahimahullahu menyampaikan,

“Buku bagi seorang pelajar, seperti bagian anggota tubuhnya. Dengannya lah hendaknya para pelajar menikmati waktu-waktunya. Dari buku-buku itu ia melihat kebenaran dan darinya ia mendengar kebajikan. Sedikit saja masa yang luput tanpa membaca, ilmu akan menguap darinya secara perlahan.

Perhatikanlah, orang-orang yang jarang sekali menelaah, maka ia tumpul daya pandangnya. Dan orang-orang yang tidak pernah menikmati lembar demi lembar buku, makin sedikit pula maklumatnya. Hingga ia saksikan, dirinya hanyut dalam perangkap kebodohan.

Ini layak mendapat perhatian bagi setiap pelajar, bahwa kebersamaannya dengan buku-buku menjadi penentu sejauh mana dakwaan bahwa dirinya adalah sang pelajar sejati.”

(Thalibul Ilmi wal Kutub, hlm. 197)

Tantangan Menulis 48/100

Candra A.S. Prahastiwi

Satu Jalan Pembuka Kebaikan

Kalimat paling membekas di hari pertama kuliah beberapa pekan lalu,

ูู…ู† ุนุฑู ุงู„ู„ู‡ ูู‡ูˆ ู„ู…ุง ุณูˆุงู‡ ุฃุนุฑูุŒ ูˆู…ู† ุฌู‡ู„ู‡ ูู‡ูˆ ู„ู…ุง ุณูˆุงู‡ ุฃุฌู‡ู„.
“Barangsiapa yang paham tentang Allah maka terhadap yang lainnya pun jauh lebih paham dan barangsiapa tidak mengerti tentang-Nya maka terhadap lainnya dia tidak mengerti sama sekali”

—-

Tantangan Menulis 47/100

Candra A.S. Prahastiwi

Menjadi Pejuang Ilmu

Bisa dipahami bersama bahwa apabila seseorang menghendaki untuk tiba di suatu tempat, maka dia harus mengetahui jalan menuju tempat tersebut. Adakalanya jalan menuju ke sana dipenuhi oleh rintangan yang melelahkan, jalan yang berliku, godaan yang menyapa, dan rintangan lain yang membuat diri rasanya ingin berbalik arah menuju tempat paling nyaman saja. Yang demikian itu akan dirasakan pula oleh ia yang menempuh jalan menuntut ilmu. Oleh sebab itu, menjadi hal penting bagi seseorang untuk menyiapkan perbekalan terbaik untuk menyusurinya.

Perbekalan utama yang harus dimiliki penuntut ilmu adalah niat lurus sebagai tujuannya. Niat yang lurus akan membuahkan keikhlasan. Jika ini telah menjadi dasar pijakan setiap urusan kita, dampaknya segala gerak-gerik bahkan diamnya diri kita akan diliputi oleh keikhlasan yang mendekatkan kepada Allah taโ€™ala. Misalnya ketika belajar, berdiskusi, menyimak materi, menghafal, mengulang pelajaran, membeli kitab, maka semuanya akan ikhlas untuk Allah semata. Dengan demikian kekuatan kita akan jauh meningkat ketika didera segala kesulitan dalam proses menuntut ilmu. Bagaimana tidak, apabila tujuan yang dipatok dalam menyusuri jalan ilmu hanya untuk Ia sang Maha Perkasa dan Maha Penolong? Yang tak kalah penting, keletihan yang kita rasakan akan diganjar dengan ganjaran terbaik oleh-Nya. Sebagaimana sabda Nabi shallallahu โ€˜alaihi wasallam,

ู…ู† ุณู„ูƒ ุทุฑูŠู‚ุง ูŠู„ุชู…ุณ ููŠู‡ ุนู„ู…ุง ุณู‡ู„ ุงู„ู„ู‡ ุจู‡ ุทุฑูŠู‚ุง ุฅู„ู‰ ุงู„ุฌู†ุฉ
โ€œBarangsiapa menempuh jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah akan mempermudah jalan baginya menuju surgaโ€ [Dikeluarkan oleh Muslim (4/2074) dari Abu Hurairah]

Namun hati manusia tak selamanya selalu lurus dalam kebaikan. Dalam perkara niat misalnya, ada kalanya ia bergeser. Yang awalnya lurus, niat lillahi taโ€™ala, kemudian berubah niat kepada selain-Nya. Inilah yang menjadi cikal bakal seorang penuntut ilmu kehilangan keutamaan ilmu hingga ia terjatuh pada fitnah, bencana, dan hasil yang buruk.

Di antara contoh keburukan yang disebabkan tidak benarnya niat yang menimpa para penuntut ilmu yaitu:

Lanjutkan membaca “Menjadi Pejuang Ilmu”